Sabtu, 29 Maret 2008

Jadikanlah Aku Seperti Yang KAU Inginkan

Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.

Dia berkata kepada batang bambu,"Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?"

Batang bambu menjawabnya, "Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu."
Sang petani menjawab, "Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur."

Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam, kemudian dia berkata kepada petani, "Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?"

Petani menjawab batang bambu itu, "Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah."

Akhirnya batang bambu itu menyerah, "Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki."

Baca selengkapnya ...

Tentangku

Sebelum membaca tulisan dibawah, saya mohon maaf jika ada yang tidak berkenan di hati pembaca.
Pertama kali aku menghirup udara yaitu pada hari rabu tanggal 30 januari 1985 di woimenda, salah satu desa terpencil yang berada sejauh 75 KM dari bagian utara kota kolaka. Berkat air susu Ibu saya dapat beranjak menjadi remaja dan dari sisa anggaran yang dikorupsi pejabat saya masih bisa bersekolah dengan pembayaran jauh lebih murah dibanding sekolah-sekolah lain. di desa Woimenda saya menempuh 3 tingkatan pendidikan yaitu SD, MTs dan MAN selama 13 tahun atau lebih lambat satu tahun karena pernah duduk pada kelas yang sama (ketinggalan kelas) selama dua tahun yaitu kelas 1 SD, bukan berarti tes penentuan naik kelas tidak memenuhi standar tapi peraturan sekolah pada waktu itu dan mungkin sekarang masih berlaku yaitu anak yang berumur di bawah umur 6 tahun belum diperbolehkan menginjakkan kakinya di dunia pendidikan.
menjalani aktivitas sekolah jauh berbeda dengan sekolah-sekolah yang ada di tempat lain, kalau di sekolah pada umumnya memiliki berbagai macam organisasi atau kegiatan ekstrakulikuler maka di sekolah tempat saya tidak ada satupun organisasi yang bernaung di sekolahku dan salah satu organisasi yang terbentuk secara otomatis tanpa mengadakan pemungutan suara ialah pembentukan ketua osis dengan cara menunjuk langsung demi memperkenalkan kepada sekolah lain pada waktu mengadakan Study Tour di makassar itupun terbentuk tanpa wakil dan konco-konconya.
saat ini

saya berada jauh dari tempat kelahiranku demi menuntut ilmu di kota Anging Mammiri nama lain dari kota makassar, di kota ini saya kuliah pada salah satu perguruan tinggi terkenal di makassar (UIN) dan mengambil jurusan pendidikan matematika sesuai dengan pelajaran kesukaanku di SMA dulu, sebelumnya saya pernah kuliah di Universitas Negeri Makassar pada tahun 2003 dan memilih jurusan teknik Elektro namun karena satu dan lain hal saya hanya menjalaninya selama 2 semester dan pindah di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada tahun 2004.
saya terlahir dengan tidak memiliki wajah rupawan alias tidak memiliki wajah seperti para cover boy (mengakui kejelekan sendiri), bukan berarti saya tidak mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhan YME, namun hanya murni ingin menggambarkan keadaan saya kepada pembaca. meskipun memiliki keadaan seperti ini tapi saya memiliki selera yang tinggi dalam mencari pasangan, mungkin hal ini yang menyebabkan sampai saat ini belum pernah menjalani hidup dengan seorang wanita (pacaran). iya... sekarang saya dalam status jomblo tulen, tapi jangan disamakan dengan jomblo tidak laku karena seingat saya sudah ada sekitar 7 orang yang mengungkapkan isi hatinya namun saya harus pura-pura berpikir untuk menjawabnya meskipun sudah ada jawaban yang pasti dalam hatiku yaitu tolak karena belum sesuai dengan selera. mungkin ada dua penyebab yang menghalangi saya untuk pacaran. pertama, takut mengungkapkan isi hati pada perempuan yang saya nilai sudah sesuai dengan selera saya. kedua, prinsip, saya selalu dihantui dengan prinsip ini antara ingin mengikuti dan melanggar, prinsip hidup saya itu saya dasarkan pada islam. sebab saya paling yakin dengan ajaran islam. di antara ajaran islam yang saya yakini adalah ajaran tentang menjaga kesucian, kesucian lahir dan batin. saya tidak mau menodai kesucian saya dan menodai kesucian perempuan tersebut, saya ingin menghadiahkan kesucian ini kepada istri saya kelak.

Baca selengkapnya ...

Jadikanlah Aku Seperti Yang KAU Inginkan

Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.

Dia berkata kepada batang bambu,"Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?"

Batang bambu menjawabnya, "Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu."

Sang petani menjawab, "Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur."

Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam, kemudian dia berkata kepada petani, "Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?"

Petani menjawab batang bambu itu, "Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah."

Akhirnya batang bambu itu menyerah, "Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki."


Baca selengkapnya ...

Kamis, 07 Februari 2008

Tentangku

Nama Lengkap :
Nazwar

Nama Panggilan :
Aswar

Tempat Tanggal Lahir :
Woimenda, 30 Januari 1985

Alamat Lengkap Rumah :
Jl. Konggoasa No. 11, Woimenda,Kec. Wolo,Kab. Kolaka

Asal Daerah :
Kolaka, Sulawesi Tenggara

No. Telpon :
081241028165

SD :
SD Negeri 2 Woimenda

SMP :
MTs. Swasta Al-Ikhlas Woimenda

SMA :
MAN Wolo

Hobby :
Komputer

Makanan Favorit :
Pansit
Coto

Dosen Favorit :
Safruddin Side

Mata Kuliah Favorit :
Logika Matematika

Pengalaman Organisasi :
HMI
Imppak Kolaka

Profil :
Aku adalah ... klik ke AswarZone

Baca selengkapnya ...

Di Kost

Baca selengkapnya ...

Aku di Puncak Tursina

Baca selengkapnya ...

Mulailah Dari Diri Sendiri

"Berusahalah untuk selalu menjadi pihak pertama yang menunjukkan cinta dan perhatian Anda kepada orang lain. Jangan menuntut perhatian dan cinta mereka untuk diperlihatkan lebih dahulu. Itulah satu-satunya cara yang saya ketahui untuk ke luar dari kegelapan hidup," demikian dikatakan Ny.Eunice Chew (52 tahun), salah satu finalis pemilihan ibu teladan se-Singapura tahun lalu.

Diadopsi oleh pasangan Teochew yang kaya-raya dan sudah memiliki seorang putra tapi masih ingin punya anak perempuan, maka masa kanak-kanak Chew dipenuhi kemewahan. Liburan keluarga sering dilewatkan di luar negeri. Pasangan Teochew menyayangi putrinya dengan cara mereka. Menurut cerita Chew, mereka adalah produk pendidikan kuno yang tidak mengenal pelukan kepada anak-anak untuk meyakinkan mereka dari waktu ke waktu bahwa orangtua menyayangi anak-anak.

Akibatnya, Chew tumbuh menjadi wanita yang haus kasih sayang. Ia menikah pada usia 17 tahun dengan seorang pegawai transportasi yang bangkrut. Dari pria itu diharapkannya akan datang kasih sayang yang dicarinya. Ternyata ia menikah dengan pria yang suka menyiksa istri. Perkawinan itu bertahan lima tahun, dikaruniai dua anak. Tak lama setelah bercerai, ayah angkat Chew wafat karena sakit. Pembagian warisan menimbulkan pertikaian di dalam keluarga besar Teochew. Akhirnya Chew ternyata tidak kebagian apa-apa selain kewajiban mengurusi ibu angkatnya yang sudah buta dan lumpuh. Chew menjual susu coklat Milo untuk menyambung hidupnya.

"Ini pengalaman pertama saya harus bekerja mencari uang. Setiap malam saya menangis karena tidak mengerti berbisnis. Apa yang harus dikatakan dan bagaimana mengatakannya? ," kata Chew dalam wawancara kepada harian Singapura The Straits Times. Ia bertahan dua tahun di pekerjaan itu.
"Bagaimanapun susahnya saya mendapatkan uang, saya selalu memastikan bahwa ibu mendapat ayam goreng dan ikan setiap hari. Dia memang buta dan lumpuh, tetapi dia membantu saya mengurus anak-anak sehingga saya bisa bekerja mencari uang," katanya.

Ia kemudian ganti pekerjaan, menjadi koki sebuah toko makanan. Sekitar dua tahun kemudian ganti lagi menjadi penjual pakaian. Setiap hari ia membopong empat kantong penuh berisi baju untuk dijual. Tentu saja dengan menumpang kendaraan umum. Pada waktu bersamaan, ia menambah pekerjaannya dengan dua hal lain, yaitu menjadi makelar rumah dan mobil bekas, serta memanfaatkan bakatnya di bidang seni. Setiap malam Chew mendesain beberapa pola kain untuk sebuah perusahaan garmen di Jepang. Lumayan pendapatannya. Tapi akhir 1970-an, pasar retail tekstil melemah, Chew beralih menjadi pelayan restoran.

Beberapa lama kemudian meningkat jadi pimpinan pelayan dan kemudian menjadi manajer untuk bidang seni. "Ketika itu saya mulai sering terbang ke luar negeri untuk bernegosiasi dengan artis-artis terkenal agar mereka tampil di restoran saya. Sementara itu, saya tetap meneruskan pekerjaan sambilan yang dulu, yaitu menjual rumah dan mobil, baik yang baru maupun bekas pakai."

Chew kemudian berhasil mengumpulkan uang cukup banyak untuk mendirikan bisnis sendiri di bidang perlengkapan mode, tetapi dua asistennya kemudian membawa pergi semua tabungannya. "Ketika itu saya sedang sangat membutuhkan uang karena ibu berkali-kali masuk-ke luar rumah sakit. Hidup saya yang tadinya sudah enak, harus mulai dibangun lagi dari nol. Betapa bodohnya saya mempercayai mereka dengan uang sedemikian banyak," kata Chew. Sempat terlintas pikiran untuk bunuh diri, tetapi bagaimana nasib anak-anak kelak? "Saya bersyukur memiliki teman-teman yang memberi dukungan moral dan bahkan meminjamkan uang. Atas bantuan mereka, saya berhasil melewati kesulitan."

Chew sekarang memiliki penghasilan besar dari merawat orang-orang Indonesia yang berduit, yang sedang dirawat di Singapura karena baru melahirkan atau sedang terbaring di rumah sakit. Ia juga menjalankan bisnis yang amat menguntungkan juga, yaitu membuat dan menjual tonik tradisional Tiongkok. Chew menambah kegiatannya dengan menjadi konsultan tanpa bayaran bagi kaum istri yang menderita karena suaminya tidak setia, dan bagi orang- orang yang lama menderita sakit, atau berpenyakit tak tersembuhkan. "Hidup telah mengajarkan saya bahwa selalu ada jalan ke luar dari setiap kesulitan. Pasti ada solusi yang masuk akal," kata Chew. "Yang Anda butuhkan adalah waktu untuk menenangkan diri, mengatasi gejolak emosi, dan melangkah setapak demi setapak."

Ia menyarankan kepada mereka yang menghadapi kesulitan, agar menulis daftar kesulitan itu pada sehelai kertas. Kemudian bacalah apa yang ditulis itu, dan tanyakan pada diri sendiri, 'Apa hal terkecil yang dapat saya lakukan hari ini untuk mengatasi kesulitan itu?' "Gelindingkan batu-batu karang yang kecil dari hidup Anda, sampai akhirnya Anda punya kekuatan untuk mendorong batu karang yang besar.

Saya melihat orang-orang yang sakit berusaha keras untuk bisa hidup. Dunia ini berubah terus sepanjang waktu. Anda tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Maka jangan sakiti hati siapapun. Selalu pertimbangkan perasaan orang lain terlebih dahulu, bukan perasaan Anda sendiri. Kita memang cenderung untuk melihat sisi buruk orang lain, walaupun karakter mereka mungkin 99 persennya baik, hanya satu persen yang buruk. Mengapa tidak bersabar dengan memberikan mereka waktu untuk menunjukkan yang 99 persen itu?

Di pagi hari, Anda dapat membuatkan minuman panas untuk keluarga Anda, dan duduk menemani mereka beberapa menit, kemudian memeluk dan menciumi mereka sebelum semuanya pergi ke tempat kerja atau ke sekolah. Sekitar 10 menit sebelum tidur malam setiap hari, berkumpullah bersama keluarga untuk berbagi cerita mengenai peristiwa sepanjang hari tadi," demikian Ny.Chew.

Baca selengkapnya ...