Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.
Dia berkata kepada batang bambu,"Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?"
Batang bambu menjawabnya, "Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu."
Sang petani menjawab, "Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur."
Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam, kemudian dia berkata kepada petani, "Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?"
Petani menjawab batang bambu itu, "Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah."
Akhirnya batang bambu itu menyerah, "Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki."
Sabtu, 29 Maret 2008
Jadikanlah Aku Seperti Yang KAU Inginkan
Diposting oleh AswarZone di 18.09 0 komentar
Tentangku
Sebelum membaca tulisan dibawah, saya mohon maaf jika ada yang tidak berkenan di hati pembaca.
Pertama kali aku menghirup udara yaitu pada hari rabu tanggal 30 januari 1985 di woimenda, salah satu desa terpencil yang berada sejauh 75 KM dari bagian utara kota kolaka. Berkat air susu Ibu saya dapat beranjak menjadi remaja dan dari sisa anggaran yang dikorupsi pejabat saya masih bisa bersekolah dengan pembayaran jauh lebih murah dibanding sekolah-sekolah lain. di desa Woimenda saya menempuh 3 tingkatan pendidikan yaitu SD, MTs dan MAN selama 13 tahun atau lebih lambat satu tahun karena pernah duduk pada kelas yang sama (ketinggalan kelas) selama dua tahun yaitu kelas 1 SD, bukan berarti tes penentuan naik kelas tidak memenuhi standar tapi peraturan sekolah pada waktu itu dan mungkin sekarang masih berlaku yaitu anak yang berumur di bawah umur 6 tahun belum diperbolehkan menginjakkan kakinya di dunia pendidikan.
menjalani aktivitas sekolah jauh berbeda dengan sekolah-sekolah yang ada di tempat lain, kalau di sekolah pada umumnya memiliki berbagai macam organisasi atau kegiatan ekstrakulikuler maka di sekolah tempat saya tidak ada satupun organisasi yang bernaung di sekolahku dan salah satu organisasi yang terbentuk secara otomatis tanpa mengadakan pemungutan suara ialah pembentukan ketua osis dengan cara menunjuk langsung demi memperkenalkan kepada sekolah lain pada waktu mengadakan Study Tour di makassar itupun terbentuk tanpa wakil dan konco-konconya.
saat ini
saya berada jauh dari tempat kelahiranku demi menuntut ilmu di kota Anging Mammiri nama lain dari kota makassar, di kota ini saya kuliah pada salah satu perguruan tinggi terkenal di makassar (UIN) dan mengambil jurusan pendidikan matematika sesuai dengan pelajaran kesukaanku di SMA dulu, sebelumnya saya pernah kuliah di Universitas Negeri Makassar pada tahun 2003 dan memilih jurusan teknik Elektro namun karena satu dan lain hal saya hanya menjalaninya selama 2 semester dan pindah di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada tahun 2004.
saya terlahir dengan tidak memiliki wajah rupawan alias tidak memiliki wajah seperti para cover boy (mengakui kejelekan sendiri), bukan berarti saya tidak mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhan YME, namun hanya murni ingin menggambarkan keadaan saya kepada pembaca. meskipun memiliki keadaan seperti ini tapi saya memiliki selera yang tinggi dalam mencari pasangan, mungkin hal ini yang menyebabkan sampai saat ini belum pernah menjalani hidup dengan seorang wanita (pacaran). iya... sekarang saya dalam status jomblo tulen, tapi jangan disamakan dengan jomblo tidak laku karena seingat saya sudah ada sekitar 7 orang yang mengungkapkan isi hatinya namun saya harus pura-pura berpikir untuk menjawabnya meskipun sudah ada jawaban yang pasti dalam hatiku yaitu tolak karena belum sesuai dengan selera. mungkin ada dua penyebab yang menghalangi saya untuk pacaran. pertama, takut mengungkapkan isi hati pada perempuan yang saya nilai sudah sesuai dengan selera saya. kedua, prinsip, saya selalu dihantui dengan prinsip ini antara ingin mengikuti dan melanggar, prinsip hidup saya itu saya dasarkan pada islam. sebab saya paling yakin dengan ajaran islam. di antara ajaran islam yang saya yakini adalah ajaran tentang menjaga kesucian, kesucian lahir dan batin. saya tidak mau menodai kesucian saya dan menodai kesucian perempuan tersebut, saya ingin menghadiahkan kesucian ini kepada istri saya kelak.
Diposting oleh AswarZone di 18.03 0 komentar
Jadikanlah Aku Seperti Yang KAU Inginkan
Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.
Dia berkata kepada batang bambu,"Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?"
Batang bambu menjawabnya, "Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu."
Sang petani menjawab, "Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur."
Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam, kemudian dia berkata kepada petani, "Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?"
Petani menjawab batang bambu itu, "Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah."
Akhirnya batang bambu itu menyerah, "Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki."
Diposting oleh AswarZone di 17.57 0 komentar